TEMPO.CO, Jakarta - Kasus Koperasi Simpan Pinjam Indosurya menjadi sorotan banyak pihak, karena dinilai telah merugikan sekitar 23.000 korban dengan nilai kerugian mencapai Rp 106 triliun. Tak ayal, kasus penipuan Indosurya menjadi kasus penipuan terbesar dalam sejarah Indonesia.
Kasus serupa Indosurya ternyata bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Sebelumnya, ada pula kasus penipuan berkedok koperasi. Berikut hasil penelurusan Tempo diolah dari berbagai sumber.
Koperasi Cipaganti
Nama Cipaganti dikenal sebagai perusahaan rental kendaraan yang membuka kerja sama ke beberapa pihak lewat skema titip kendaraan. Seiring dengan berjalannya waktu, Cipaganti mengubah pola kemitraan itu dalam bentuk uang dengan returns 1,5 persen per bulan saat itu.
Model usaha koperasi yang didirikan pada 15 Februari 2002 silam ini tumbuh jadi perusahaan besar yang melantai di Bursa Efek Indonesia dan memiliki banyak anak usaha, mulai dari transportasi, perhotelan hingga pertambangan.
Sejak 2008, koperasi ini cukup giat mengumpulkan modal dari banyak mitranya.
Tujuan pengumpulan modal itu adalah untuk diputarkan kembali lewat usaha SPBU, transportasi, dan alat berat. Di tahun 2014, mereka berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 3,2 triliun.
Namun, kinerja dari bisnis pertambangan perusahaan ini lesu dan hal ini berimbas ke kinerja Koperasi Cipaganti Karya Guna. Dari situlah terjadi peristiwa gagal bayar ke para mitranya masuk ranah pengadilan.
Empat pendiri Cipaganti Group: Ketua Koperasi Cipaganti Andianto Setiabudi, Wakil Ketua Koperasi Cipaganti, Julia Sri Redjeki, Bendahara Koperasi Cipaganti, Yulinda Tjendrawati Setiawan, Karyawan Koperasi Cipaganti, Cece Kadarisman, didakwa dengan UU Perbankan dan Pasal Penipuan dan Penggelapan sesuai KUHP. Jaksa menuntut keempatnya masing-masing untuk dihukum 20 tahun penjara dan denda masing-masing Rp 200 miliar atau total Rp 800 miliar.
keempat orang tersebut sempat mengajukan banding dan kasasi, namun permohonan kasasi ditolak oleh panitera MA, Selasa 12 April 2016.
Selanjutnya: Koperasi Langit Biru ...